Tuesday, November 3, 2015

DASAR-DASAR BISNIS : LINGKUNGAN BISNIS DAN EKONOMI

MAKALAH DASAR-DASAR BISNIS
“LINGKUNGAN BISNIS DAN EKONOMI”
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah          : Dasar-Dasar Bisnis
Dosen Pengampu  : H.Muhammad Husni Mubarok, SE, MM
Hari, Jam Kuliah   : Kamis, jam pertama
Kelas                     : ESRB-2






Disusun oleh kelompok 4 :
1.      Awaliyatu Khoirunnisa’     (1420210056)
2.      Dayyana Laila Shofiana     (14202100)
3.      Khoirun Nisa’                     (14202100)
4.      Rida Ardianingrum            (14202100)
 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal mengenai keadaan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan. Bisnis mempunyai sifat dan hubungan yang terbuka terhadap lingkungan atau saling mempengaruhi, antara lingkungan dan bisnis. Hubungan tersebut terjadi dikarenakan: sangat kompleks yang berarti sulit untuk ditelusuri hubungannya itu. Dinamis yang berarti selalu berubah-ubah. Saling bergantung artinya saling mempengaruhi satu sama lainnya untuk saling membutuhkan. Dalam satu kesatuan artinya mempunyai hubungan yang tidak dapat dihindarkan.
Lingkungan ekonomi merujuk pada kondisi sistem ekonomi tempat perusahaan tertentu beroperasi. Kondisi ekonomi merefleksikan kondisi bisnis nyata. Apabila terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi maka konsumsi dan permintaan cenderung meningkat, sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang menurun mengakibatkan konsumsi dan permintaan menurun. Besaran sensitifitas atas pertumbuhan ekonomi tiap-tiap industri berbeda. Perusahaan sebagai bagian dari lingkungan ekonomi perlu mencermati situasi dan kondisi ekonomi. Manajemen perlu bersikap antisipatif terhadap peluang dan ancaman lingkungan makro khususnya lingkungan ekonomi. Ada beberapa faktor ekonomi yang perlu diperhatikan perusahaan karena akan berpengaruh terhadap jalannya bisnis.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian dan macam-macam lingkungan bisnis ?
2.      Bagaimana faktor ekonomi pengaruhi kinerja bisnis ?
3.      Bagaimana faktor yang mempengaruhi harga pasar ?
4.      Bagaimana pengaruh kebijakan moneter dan fiskal pada kondisi ekonomi ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan macam-macam lingkungan bisnis
1.      Pengertian lingkungan bisnis
Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal mengenai keadaan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan.
Bisnis mempunyai sifat hubungan yang terbuka terhadap lingkungan atau saling mempengaruhi, antara lingkungan dan bisnis.
Hubungan tersebut terjadi :
a.       Sangan kompleks yang berarti sulit untuk ditelusuri hubungannya itu.
b.      Dinamis yang selalu berubah-ubah.
c.       Saling bergantung artinya saling mempengaruhi satu sama lainnya untuk saling membutuhkan.
d.      Dalam satu kesatuan artinya merupakan hubungan yang tidak dapat dihindarkan.
2.      Macam-macam lingkungan bisnis
Lingkungan dapat dikelompokkan menjadi :
a.       Lingkungan yang berpengaruh langsung atau Direct Action Elements terhadap operasi bisnis.
Elemen tersebut terdiri dari :
1)      Konsumen
2)      Supplier (penyediaan bahan baku)
3)      Pesaing (competitors)
4)      Labor union (organisasi pekerja)
5)      The media (media)
6)      Institusi keuangan
7)      Group pemerhati khusus (special interest group)
8)      Pemerintah (government)
            kegiatan operasional bisnis akan dipengaruhi langsung dari lingkungan tersebut diatas.
            Lingkungan ini disebut juga lingkungan mikro dan disebut juga external stakeholders.

b.       Lingkungan yang berpengaruh tidak langsung atau In-Direct Action Elements.
Element tersebut terdiri dari (J.Stoner, 1995):
1)      Lingkungan ekonomi : kondisi ekonomi yang terjadi dan yang akan terjadi, misalnya pertumbuhan, inflasi, krisis ekonomi, deflasi, kemakmuran, pemgahasilan masyarakat dan sebagainya.
2)      Lingkungan politik : kondisi dan sikap para pemimpin dan para wakil rakyat pembuat peraturan perundangan.
3)      Lingkungan sosial budaya : kondisi dan sikap, keinginan, pengharapan, pendidikan, adat istiadat, agama dan hal-hal lain dari masyarakat.
4)      Lingkungan teknologi : kondisi dan perkembangan pengetahuan yang memiliki manusia mengenai cara-cara melakukan sesuatu.
5)      Lingkungan alam : kondisi tersedianya bahan-bahan dari alam untuk input produksi.
6)      Lingkungan hukum : kondisi adanya peraturan perundangan yang berisi larangan-larangan, syarat-syarat hukum untuk suatu tindakan.
7)      Lingkungan etika : kumpulan mengenai norma-norma praktis tentang kelakuan pribadi yang diterima oleh masyarakat umum.
8)      Lingkungan internasional : segala kondisi yang berada diluar wilayah Negara.
            Lingkungan ini akan mempengaruhi operasional organisasi bisnis secara tidak langsung.
            Kedua lingkungan tersebut akan berpengaruh terhadap aktivitas operasional bisnis berbeda-beda, dan oleh karena perlu dianalisis secara keseluruhan.
            Analisis kedua lingkungan tersebut dikenal dengan analisis Strength, weaknesses, opportunity and threat yang disingkat dengan analisis SWOT.
            Analisis SWOT dilakukan sebagai dasar dalam penyusunan rencana operasional. Dalam praktek analisis SWOT dilakukan dalam suatu korporat, dalam suatu unit bisnis juga dilakukan dalam fungsi-fungsi bisnis.
             Uraian mengenai analisis SWOT dan kepentingan dijelaskan sesudah diperlihatkan keduanya lingkungan dalam suatu gambar.
            Berikut gambar hubungan antara lembaga bisnis dengan lingkungan, baik lingkungan yang berpengaruh langsung maupun lingkungan yang berpengaruh tidak langsung.

Lingkungan ekonomi
 

Lingkungan hukum
 

Lingkungan politik
 
            Jika kedua lingkungan itu digambarkan menjadi sebagai berikut :

 



li

 




Dari lingkungan tersebut, muncul istilah sebagai berikut :
1)      Stockholders adalah pemegang saham atau pemilik.
2)      Stakeholders adalah individu atau group baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam organisasi untuk mencari laba.
3)      Internal Stakeholders adalah individu atau group yang langsung berinteraksi dengan kegiatan bisnis. Yang terdiri dari pekerja, pemilik dan menajemen serta pimpinan.
4)      Eksternal Stakeholders adalah individu atau group dalam organisasi dari lingkungan eksternal yang berpengaruh dalam aktivitas bisnis yang terdiri dari konsumen, supplier, group pemerhati, media, organisasi pekerja dan sebagainya.

3.      Kepentingan lingkungan bagi bisnis
      Lingkungan akan berpengaruh terhadap aktivitas bisnis, maka perlu dilakukan analisis sebagai dasar perencanaan strategis.
      Dari lingkungan tersebut akan dianalisis SWOT sebagaimana urutan-urutan dalam gambar sebagai berikut :

      Lingkungan                                                              lingkungan
               Direct Action Elements                               In-Direct Action Elements
 


                       
                Dibandingkan dengan                                                dianalisis dengan
                Kondisi internal bisnis :                                              analisis lingkungan
 



                        Menghasilkan :                                                       menghasilkan :
               Strenght (kekuatan)                                                   opportunity (peluang)
                Weaknesess (kelemahan)                                        threat (tantangan)
    
    
                                        

Strength (S) dan opportunity (O)
Dibandingkan dengan
Weaknesess (W) dan threat (T)

Hasil yang diperoleh ada berbagai kemungkinan :
1.      SO > WT artinya kekuatan dan peluang melebihi kelemahan dan tantangan berarti bisnis berpotensi berkembang di waktu yang akan datang.
2.      SO = WT artinya keadaan yang imbang antara kekuatan dan peluang disbanding kelemahan dan tantangan. Hal ini menggambarkan bahwa bisnis berjalan untuk mempertahankan diri sambil mencari peluang dan memupuk kekuatannya.
3.      SO < WT artinya keadaan bahwa kekuatan dn peluang lebih rendah disbanding kelemahan dan tantangan di waktu yang akan datang berarti bisnis akan sulit dikembangkan di waktu yang akan datang.
     Hasil analisis SWOT ini akan menjadi dasar untuk perencaan strategi (Renstra) untuk jangka waktu menengah (pada umumnya 5 tahun) berupa rencana strategi yang menyeluruh termasuk sasaran (goals).
     Rencana strategi akan dijabarkan dalam rencana operasional yang jangka waktunya lebih pendek berupa program dan anggaran tahunan dan rencana operasional tetap berupa policy, peraturan, produser.
     Program dan budget akan direalisasikan dalam pelaksanaan aktivitas rutin tahunan mencapai target, berupa volume penjualan tertentu dan laba tertentu.
     Dalam pelaksanaan aktivitas didasarkan pada strategi, policy menurut peraturan dan produser yang telah ditetapkan.[1]

B.     Faktor ekonomi pengaruhi kinerja bisnis
            Kondisi ekonomi memberikan pengaruh kinerja bisnis meliputi tingkat produksi dan konsumsi Negara atau industry. Kondisi ekonomi makro memberikan pengaruh keseluruhan ekonomi atau Negara. Kondisi ekonomi mikro lebih difokuskan pada bisnis atau industri yang menjadi perhatian. Berikut ini akan diuraikan faktor ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis.[2]
-        Pertumbuhan ekonomi
-        Inflasi
-        Suku bunga
1.   Pertumbuhan Ekonomi
Suatu faktor kritis ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisns adalah pertumbuhan ekonomi, atau perubahan dalam tingkat umum dari aktivitas ekonomi. Ketika pertumbuhan ekonomi Amerika lebih tinggi daripada yang biasanya, tingkat pendapatan total pekerja Amerika Serikat relatif tinggi. Jadi ada pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang produksi dan jasa. Karena permintaan barang dan jasa tinggi, maka perusahaan yang menjual barang dan jasa penerimaannya juga tinggi. Jika pertumbuhan ekonomi negatif untuk dua kuartal berturut-turut, peripde itu dinamakan resesi.
Walaupun pertumbuhan ekonomi mendorong penerimaan perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan permintaan barang dan jasa juga lambat, yang dapat mengurangi penerimaan perusahaan. Pengaruh potensial dari pertumbuhan ekonomi yang lambat tercermin dalam pernyataan berikut ini.
“ kami harus menjaga pergerakan kami terutama karena lingkungan ekonomi makro, dimana perkiraan kami adalah untuk pertumbuhan yang lambat.”
Hewlett-Packard
“ perusahaan mengharapkan mengalami fluktuasi yang signifikan di masa yang akan datang. Kinerja karena ... kondisi umum “.
Amazon.com
General Motors dan Ford Motor Company biasanya menutup beberapa pabrik sebagai reaksi lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Indikator pertumbuhan ekonomi
Dua ukuran umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi dan jumlah total pengeluaran (juga disebut agregat pengeluaran). Tingkat total produksi tergantung pada total permintaan barang dan jasa.
Bisnis dapat memonitor tingkat total produksi Amerika dengan selalu memonitor produk domestik bruto (PDB), di mana nilai pasar total dari barang dan jasa yang dihasilkan secara final di negara Amerika. PDB dilaporkan setiap kuartal di Amerika. PDB mengalami stagnasi dalam permulaan 1990, tetapi telah tumbuh secara subtansial kemudian.
Pertumbuhan ekonomi biasa diinterpretasikan sebagai presentase dari perubahan PDB dari satu periode ( misalnya 1 kuartal ) ke periode lain. Bisnis cenderung memonitor perubahan dalam pertumbuhan ekonomi, di mana dapat merupakan suatu sinyal perubahan dalam permintaan barang atau jasa mereka.
Indikator alternatif pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Indikator pengangguran yang bermacam-macam sebaiknya dimonitor karena dapat memberikan indikasi apakah kondisi ekonomi mengalami perbaikan. Empat tipe pengangguran sebagai berikut.
·  Pengangguran karena friksi ( pengangguran natural ), mewakili orang yang menganggur karena menunggu pekerjaan yang lainnya. Jadi, status penganggurannya sementara karena mereka ingin mendapatkan pekerjaan yang baru lagi segera. Misalnya, seseorang yang mempunyai keterampilan yang sangat dibutuhkan pasar mungkin berhenti kerja karena ingin menemukan yang baru karena ia percaya akan mendapatkan pekerjaan baru tidak lama lagi.
· Pengangguran musiman, mewakili orang yang jasanya tidak diperlukan dalam beberapa musim. Misalnya, instruktur ski mungkin menganggur di musim panas.
·  Pengangguran siklis, mewakili orang yang menganggur karena kondisi ekonomi buruk. Apabila tingkat aktivitas ekonomi turun, permintaan untuk barang dan jasa juga turun, sehingga mengurangi kebutuhan akan pekerja. Misalnya, suatu perusahaan akan memberhentikan buruh pabrik apabila permintaan produk menurut.
·  Pengangguran struktural, mewakili orang yang menganggur karena memang tidak mempunyai keterampilan cukup. Misalnya, orang yang terbatas pendidikannya mungkin saja menjadi bagian dari pengangguran struktural.
Dari keempat jenis  pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan mempekerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun. Celakanya, menentukan berapa pengangguran dari tingkat siklis ini sangat sulit. Beberapa orang mengasumsikan, apabila tingkat pengangguran berubah, maka perubahan itu dikaitkan terutama dengan siklus naiknya pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, tingkat pengangguran tinggi biasanya diinterpretasikan kepada gejala turunnya pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran di Amerika adalah paling tinggi tahun 1992 ketika kondisi ekonomi Amerika redah, tetapi menurun di tengah dan akhir 1990 ketika pertmbuhan ekonomi kuat.
        Banyak indikator lain dari pertumbuhan ekonomi seperti indeks produk industri. Permulaan perumahan baru, tingkat pendapatan individu dikumpulkan oleh salah satu divisi pemerintah federal dan dilaporkan kepada majalah dan koran bisnis.
Sensitivitas perusahaan akan pertumbuhan ekonomi
Beberapa perusahaan lebih sensitif daripada yang lain terhadap kondisi ekonomi karena permintaan produk mereka juga lebih sensitif terhadap kondisi tersebut. Misalnya, permintaan produk ( pangan ) yang disediakan oleh McDonald’s tidak begitu sensitif terhadap kondisi ekonomi karena orang masih membeli McDonald’s walaupun ekonominya lemah. Namun demikian, permintaan akan mobil baru tentu lebih sensitif kepada kondisi ekonomi. Apabila ekonomi lemah, permintaan mobil baru turun. Ford Motor Company mengalami laba negatif selama 1991-1992 ketika Amerika mengalami resesi ekonomi, tetapi mendapat laba tinggi dalam akhir 1990 pada saat kondisi ekonomi kuat.[3]
2.   Inflasi
Inflasi adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan dengan mengukur persentase perubahan indeks harga konsumen yang memberikan indikasi harga bermacam produk konsumen seperti produk kebutuhan rumah tangga, perumahan, harga bahan bakar, jasa kesehatan, dan listrik.
Inflasi dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku. Gaji juga dapat dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya operasi perusahaan. Penerimaan perusahaan mungkin juga tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang lebih tinggi sebagai kompensansi biaya mereka yang tinggi pula.
Tipe Inflasi
Inflasi mungkin akan berakibat bertambahnya biaya produksi. Mislanya, apabila harga bahan bakar naik, bensin naik dan biaya transportasi untuk memproduksi barang pun naik. Perusahaan yang terbebani biaya lebih tinggi akibat biaya transportasi juga menaikkan harga produknya untuk menutupi biaya yang tinggi. Situasi ini, ketika perusahaan menaikkan harga karena biaya juga naik disebut cost-push inflation ( inflasi biaya dorong ). Misalnya, produsen minuman ringan seperti PepsiCo dan Anheuser-Bush menaikkan harga ketika biaya alumunium ( yang dipakai untuk kaleng ) juga naik. Procter & Gamble menaikkan harga kertas tisu mengikuti naiknya harga ( dipakai dalam proses produksi ). Teknologi informasi yang canggih dapat mengurangi biaya produksi, jadi cost-push inflation tidak menjadi masalah dalam akhir tahun 1990-an.
        Inflasi bisa juga karena permintaankonsumen yang kua. Misalnya, situasi di mana konsumen menaikkan permintaannya untuk hampir seluruh barang dan jasa. Beberapa perusahaan akan beraksi dengan menaikkan hara produknya.
        Situasi apabila harga barang dan jasa tertarik naik karena adanya permintaan konsumen yang tinggi disebut demand-pull inflation ( inflasi permintaan tarik ). Dalam periode ekonomi kuat, permintaan konsumen yang sangat kuat dapat membuat kekurangan dalam menghasilkan beberapa produk. Perusahaan yang mengantisipasi kekurangan ini dapat menaikkan harga karena mereka percaya dapat menjual produknya juga.
        Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapatmenekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat berarti pengangguran lebih sedikit jadi pekerja dapat bernegosiasi untuk meminta upah lebih tinggi. Perusahaan mungkin lebih mau memberikan upah lebih tinggi untuk tetap mempekerakan dia ketika tidak ada pekerja yang memenuhi syarat ada di pasar kerja lagi. Karena perusahaan membayar upah tinggi. Biaya produksi pun lebih tinggi dan perusahaan cenderung menaikkan harga produknya untuk menutup biaya yang lebih tinggi.[4]
3.   Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga mewakili biaya meminjam uang. Pelaku bisnis memonitor secara seksama tingkat suku bunga karena mereka menentukan jumlah pengeluaran yang harus ditanggung apabila meminjam uang. Apabila bisnis meminjam $100.000 untuk 1 tahun dengan suku bunga 8%, maka biaya bunga adalah $8.000 ( 0,08 x $100.000 ). Kalau suku bunga 15%, maka menjadi $15.000. bayangkan bagaiamana tingkat suku bunga dapat mempengaruhi perusahaan seperti General Motors yang harus meminjam lebih dari $1 miliar setiap saat. Suku bunga naik 1% dari $1 miliar pinjaman dapat mengakibatkan pengeluaran biaya bunga ekstra $10 juta.
        Perubahan dalam tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga pasar. Walaupun misalnya perusahaan sudah meminjam dari bank komersial selama beberapa tahun, suku bunga pinjaman tetap disesuaikan secara periodik ( setiap enam bulan atau setiap tahun ) berdasarkan suku bunga yang wajar pada saat itu.
        tingkat suku bunga mempengaruhi biaya pendanaan beberapa proyek yang dipangdang layak dalam periode suku bunga rendah mungkin akan tidak layak dalam periode suku bunga tinggi. Maksudnya, proyek mungkin tidak akan dapat cukup mengembalikan biaya pendanaannya. Sebagai konsekuensi perusahaan cenderung mengurangi tingkat ekspansi apabila tingkat suku bunga tinggi.
        Tingkat suku bunga mempengaruhi penerimaan perusahaan dan juga biaya bunga. Misalnya, apabila suku bunga pinjaman naik, biaya pendanaan untuk membeli rumah baru naik. Sehingga permintaan untuk rumah barupun menurun dan perusahaan yang membangun rumah mengalami penurunan bisnis. Sebagai tambahan, perusahaan seperti Caterpillar dan Weyerhaeuser yang memproduksi peralatan dan produk konstruksi mengalami penurunan bisnis. Ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang terlibat dalam industri konstruksi sangat terpengaruh oleh pergerakan tingkat suku bunga.[5]
Ringkasan Faktor Ekonomi Makro yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Perusahaan
Penerimaan perusahaan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, yang mempengaruhi permintaan produk perusahaan. Penerimaannya dan biaya operasionalnya dipengaruhi oleh inflasi. Biaya bunga dipengaruhi oleh pergerakan tingkat suku bunga.


 











laba
 
                                                                   




C.    Faktor yang mempengaruhi harga pasar
1.   Pendapatan konsumen
Pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli oleh individu. Suatu pertumbuhan ekonomi tingkat tinggi mengakibatkan pendapatan lebih bagi konsumen. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin minta kuantitas lebih besar dari barang dan jasa tertentu yaitu, jadwal permintaan untuk berbagai barang dan jasa mungkin tergeser keluar sebagai reaksi pendapatan yang lebih tinggi.
Sebaliknya, ketika tingkat pendapatan konsumen menurun, mereka mungkin minta kuantitas yang lebih kecil untuk produk tertentu. Misalnya, pada permulaan 1990-an, tingkat pendapatan rata-rata di Amerika turun secara substansial dalam area tertentu di mana perusahaan mengandalkan kontrak pemerintah (seperti membangun peralatan misil dan sebagainya). Pemerintah federal memotong semua pengeluaran seperti ini yang berakibat pekerjaan berkurang dalam area tertentu di Negara ini. Bersamaan dengan pendapatan menurun, permintaan untuk rumah baru dalam area ini juga turun, menyebabkan surplus rumah baru. Perusahaan yang sedang membangun rumah baru dipaksa untuk menurunkan harganya karena ada surplus.

2.   Preferensi konsumen
Sejak prefensi konsumen (atau selera) suatu produk berubah, kuantitas permintaan produk oleh konsumen juga berubah. Ada banyak contoh produk yang harganya naik sebagai reaksi permintaan naik. Misalnya, pada permulaan maret 1995 tiket untuk Chicago bulls (permintaan bola basket) di Chicago terjual kurang dari $50. Akhir maret, Michael Jordan kembali dari istirahat dan tiket untuk permainan pertamnya di Chicago terjual $500.
Apabila produk menjadi kurang terkenal, permintaan untuk produk berkurang. Akibatnya surplus mungkin memaksa perusahaan menurunkan harganya untuk menjual apa yang telah mereka hasilkan. Misalnya, ketika pakaian tertentu menjadi kurang terkenal, pabrik pakaian menjual pakaian ini dengan harga diskon untuk menghilangkan surplusnya.

3.   Biaya produksi
        Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga ekuilibrium adalah perubahaan dalam biaya produksi. Ketika perusahaan mengalami biaya lebih rendah, mereka bersedia menawarkan(memproduksi) lebih untuk harga tertentu (seperti dijelaskan sebelumnya). Ini mengakibatkan suatu surplus produk, memaksa perusahaan menurunkan harga supaya dapat menjual semua yang mereka produksi. Misalnya, harga compact discmusik telah menurunkan setiap tahun sejak pertama kali diperkenalkan.
Ketika biaya perusahaan naik, akibat sebaliknya terjadi. Misalnya, perusahaan asuransi yang telah menerima asuransi south Florida homes di permulaan tahun 1990 mengalami biaya tinggi sesudah adanya Hurricane Andrew. Beberapa dari perusahaan ini memutuskan tidak lagi akan menawarkan jasa asuransi di Florida Selatan. Perusahaan-perusahaan yang masih bersedia memberikan asuransi dapat menaikkan harga mereka.[6]

D.    Pengaruh kebijakan konsumen, prefensi konsumen, dan fiskal pada kondisi ekonomi
1.      Kebijakan moneter
Pemerintah federal dapat mempengaruhi bisnis dengan menerapkan peraturan atau dengan membuat kebijakan yang mempengaruhi kondisi ekonomi. Karena regulasi cenderung bermacam tergantung industri. Itu akan dibicarakan dalam bab lingkungan industri. Untuk mempengaruhi kondisi ekonomi, pemerintah federal mengimplementasikan kebijakan moneter dan fiscal yang akan dibicarakan kemudian.
Di Amerika istilah persediaan uang (money supply) biasanya berarti rekening koran, uang yang disimpan masyarakat dan cek perjalanan. Ini adalah definisi yang sempit karena ada ukuran yang lebih luas untuk penawaran uang yang menghitung tipe deposito lain. Tidak peduli definisi mana yang persis, mengukur uang mewakili dana di mana institusi keuangan dapat meminjamkan kepada yang perlu pinjaman.
      Persediaan uang di Amerika dikendalikan oleh Federal Reserve System (The Fed), bank sentral di Amerika. The fed menentukan kebijakan moneter, yang mewakili keputusan pada tingkat persediaan uang di Amerika. The Fed dapat dengan mudah menyesuaikan persediaan uang Amerika dengan miliaran dolar untuk sehari saja. Karena kebijakan moneter The Fed mempengaruhi tingkat persediaan uang, ini akan mempengaruhi tingkat suku bunga.
Cara The Fed dapat mengurangi Tingkat Suku Bunga
The Fed mengelola beberapa dana di luar system perbankan di mana dana tidak bisa dipinjam. Dana ini tidak tersedia untuk perusahaan atau orang yang ingin meminjam. The Fed dapat memakai uang ini untuk membeli sekuritas Treasury yang disimpan oleh individu maupun perusahaan. Pembeli ini memberikan dana baru individual atau perusahaan, yang mereka depositokan pada bank komersial. Konsekuensinya, persediaan uang naik karena bank komersial dan institusi keuangan lain dapat pinjaman dari dana ini. Dengan kata lain, tindakan The Fed menaikkan persediaan dari dana yang dapat dipinjam. Misalkan, permintaan untuk dana yang dapat dipinjamkan itu tetap, maka kenaikan persediaan dari dana yang dipinjamkan tersebutseharusnya menyebabkan tingkat suku bunga turun.
Cara The Fed dapat menaikkan tingkat suku bunga ketika The Fed menurunkan persediaan uang Amerika, ini akan menarik dana keluar dari bank komersial atau institusi keuangan. Ini akan mengurangi persediaan dana yang dapat dipinjamkan oleh institusi keuangan kepada para peminjam. Misalnya, bahwa pemintaan dana yang tersedia untuk dipinjam tidak berubah, maka pnurunan persediaan dana yang tersedia untuk dipinjam seharusnya menyebabkan tingkat suku bunga naik.
Ketika The Fed mempengaruhi tingkat suku bunga dengan kebijakan moneternya, ini akan mempengaruhi langsung biaya suku bunga perusahaan. Kedua, ini akan mempengaruhi permintaan produk perusahaan jika produk tersebut biasa dibeli dengan uang pinjaman. Jumlah ekspansi perusahaan sangat terpengaruh oleh tingkat suku bunga yang harus mereka bayar untuk dana pinjaman mendukung ekspansi.
2.      Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal mewakili keputusan bagaimana pemerintah federal seharusnya menentukan serangkaian tingkat pajak dan membelanjakan uangnya. Keputusan ini sangat relevan untuk bisnis karena mereka mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan dengan demikian dapat mempengaruhi permintaan barang atau jasa perusahaan.
Revisi dari Tingkat Pajak Pendapatan Pribadi
Misalnya, kebijakan fiskal yang mengurangi pajak pendapatan pribadi. Kebijakan ini akan memberikan kepada orang pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi, yang akan mendorong mereka untuk lebih membelanjakan uangnya. Perilaku seperti itu akan merefleksikan kenaikan dalam agregat permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh bisnis yang dapat memperbaiki kinerja bisnis.
Revisi atas Pajak Korporasi  
Kebijakan fiskal juga dapat mempengaruhi pendapatan setelah pajak perusahaan secara langsung. Misalkan, tingkat pajak korporasi dikurangi dari 30% menjadi 25% untuk korporasi. Jika pendapatan sebelum pajak korporasi tertentu adalah $10 juta, maka pajak korporasi akan menjadi $3 juta (30% x $10 juta) pada tingkat pajak lama. Namun, pada tingkat pajak korporasi 25%, maka pajak korporasinya sekarang $2,5 juta (25% x $10 juta). Jadi pendapatan setelah pajak korporasi akan lebih tinggi $500.000, hanya karena pajak korporasi sekarang lebih rendah $500.000.
Revisis dalam Pajak Cukai
Pajak cukai adalah pajak yang diterapkan oleh pemerintah federal pada produk tertentu. Pajak ini menaikkan biaya produksi barang ini. Sebagai konsekuensi, manufaktur cenderung membebankan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan pada produk. Jadi konsumenn  secara tidak langsung terbebani pajak. Pajak juga mungkin tidak mendorong konsumsi dari barang ini dengan secara tidak langsung mempengaruhi harga. Cukai biasa diterapkan pada berbagai produk termasuk minuman alkohol dan tembakau.
Revisi dalam Defisit Anggaran Belanja
Kebiajakn fiscal yang dibuat oleh pemerintah federal memberikan jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan oleh pemerintah federal dan jumlah pengeluaran federal. Jika pengeluaran pemerintah federal melebihi jumlah pajak federal, mengakibatkan deficit anggaran belanja federal.
Ketika pemerintah federal menerima penerimaan kurang dari yang dikeluarkan, ia harus meminjam perbedaannya. Misalnya, jika pemerintah federal merencanakan mengeluarkan $900 miliar tetapi menerima hanya $700 miliar dalam pajak (dan penerimaan lain) ini kurang $200 miliar dari pada yang ingin dikeluarkan. Ia harus meminjam $200 miliar untuk dapat mempunyai dana cukup untuk pengeluarannya. Jika pemerintah federal perlu meminjam tambahan dana, ini akan menciptakan permintaan tinggi terhadap dana yang bisa dipinjamkan, yang akan mengakibatkan tingkat suku bunga tinggi (untuk alasan yang telah dijelaskan sebelumnya).[7]

Ringkasan Pengaruh Pemerintah ada Faktor-faktor Ekonomi.

penerimaan
 

Pertumbuhan ekonomi (pengeluaran oleh pelanggan)
 
Gambar 4.11 memberikan ringkasan bagaimana pemerintah federal dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kebijakan fiscal dapat mempengaruhi tingkat pajak pribadi jadi memengaruhi perilaku pengeluaran konsumen. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat pajak korporasi yang mempengaruhi pendapatan perusahaan. Kebijakan moneter dapat mempengaruhi tingkat suku bunga, yang mungkin mempengaruhi permintaan produk perusahaan (jika pembelian kadang dibayar dnegan dana pinjaman). Dengan mempengaruhi tingkat suku bunga, kebijakan moneter juga mempengaruhi biaya bunga yang di tanggung perusahaan.
 
















Kerja Sama Lintas Fungsional
Akibat Ekonomi Lintas Fungsi Bisnis
Karena para manager perusahaan mempunyai tanggungjawab berbeda, mereka memeperkirakan aspek yang berbeda pada lingkungan ekonomi. Para manager yang berfokus pada produksi memonitor perubahan kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi biaya produksi perusahaan. Mereka cenderung memonitor kecenderungan inflasi atau perubahan tingkat harga pada barang pasokan tertentu atau peralatan yang mereka beli.
Manager pemasaran cenderung memprediksikan penjualan produknya dan memperkirakan kondisi ekonomi yang mempengaruhi permintaan produk seperti pertumbuhan ekonomi. Mereka juga mungkin memonitor tingkat suku bangsa jika produk biasa dibeli dengan dana pinjaman, karena permintaan produk mungkin naik karena reaksi turunnya tingkat suku bangsa. Karena volume produksi perusahaan tergantung pada prediksi permintaan produk, ini akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.
Manager pemasaran memperkirakan kondisi ekonomi karena keputusan pemasaran mereka dapat dipengaruhi oleh kuatnya ekonomi. Beberapa produk perusaahaan (seperti produk keperluan sehari-hari dan produk yang relatif tidak mahal) mungkin dipasarkan lebih gencar apabila kondisi ekonomi lemah karena produk ini akan lebih terkenal pada masa yang begini. Sebaliknya, perusahaan mungkin memasarkan produk mahalnya lebih gencar apabila kondisi ekonomi lebih mendukung.
Manager keuangan perusahaan akan memonitor kondisi ekonomi yang mempengaruhi biiaya dari pendanaan. Mereka cenderung berfokus pada tingkat suku bangsa karena biaya pendanaan perusahaan langsung dipengaruhi oleh suku bunga.
Apabila bebagai tipe manager memprediksi kondisi ekonomi maka mereka dapat membuat keputusan perusahaan, mereka harus bekerja sebagai suatu tim. Jika tidak, prediksi beberapa kondisi ekonomi mungkin bermacam-macam diantara para manager, yang mungkin akan menyebabkan keputusan bisnis yang berbeda. Misalnya, jika manager pemasaran manufaktur mobil mengharapkan tingkat suku bunga rendah, mereka akan mengharap penjualan tinggi. Yang memerlukan produksi mobil yang banyak. Namun, jika manager produksi mengharap suku bunga naik, mereka akan mengharap penjualan turun dan mereka akan khawatir jika produksi besar maka akan memnyebabkan persediaan yang banyak. Beberapa perusahaan menugaskan satu orang atau departemen untuk mengembangkan prediksi pada seluruh kondisi ekonomi, yang digunakan para manager pada semua fungsi bisnis. Dengan cara ini, semua manager mengambil keputusan sesuai dengan prediksi kondisi ekonomi yang sama.
Dilema dari Pemerintah Faderal
Pemerintah Faderal menghadapi delima jika ingin mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Apabila dapat memelihara tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, ia dapat menghindari tekanan kecenderungan inflasi yang disebabkan oleh permintaan berlebihan akan produk.  Suatu kebijakan ketat mengenai moneter atau fiskal  mungkin dapat digunakan untuk keperluan ini. Kebijakan monetes ketat dapat menuju kepertumbuhan rendah dalam persediaan uang dari waktu ke waktu. Dimana cenderung mendorong kenaikan tingkat suku bunga. Ini akan menghambat pinjaman sehingga akan mengurangi total pengeluaran dalam ekonomi. Sutau kebijakan fiskal yang ketat mengakibatkan pajak tinggi dan pengeluaran pemerintah yang rendah.
Walaupu kebijakan moneter dan fiskal ketat kan menekan inflasi menjadi rendah. Suatu timbal balik (trade-off) yang kritis terlibat. Tingkat pengangguran mungkin akan lebih tinggi apabiila terjadi stagnasi ekonomi. Pemerintah Federal  dapat memepergunakan kebijakan yang lebih stimulatif (seperti tingkat pajak yang rendah atau kebiijakan moniter yang didesign untuk mengurangi tingkat suku bangsa) untummenggerakkan pertumbuhan ekonomi. Walaupun kebijakan ini menaikkan pertumbuhan ekonomi, mereka mungik juga dapat menyebabkan inflais yang lebih tinggi.
Jarang konsensus dipakai apakah pemerintah harus mempergunakan kebijakan stimulatif atau ketat pada waktu tertentu. Dalam akhir tahu 1990-an, pemerintah federal menggunakan kebijakan moneter stimulatif karena inflasi sangat rendah dan tidak mengantisipasi problem yang serius. Kenijakan moneter ini menolonh menaikkan pertumbuhan ekonomi dalam periode bersangkutan.
Para manager perusahaan biasanya cenderung memprediksi bagaimana kebijakan moneter dan fiskal yang akan datang yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi. Informasi ini kemudian dipergunakan untuk memprediksi permintaan dari produk perusahaan, biaya buruh dan bahan baku dan biaya bunga. Sebagai gambaran, misalnya pabrim mobil memprediksikan tingkat suku bunga tahu  depan pada pinjaman konsumen akan turun 2 % prediksi suku bunga ini akan digunakan untuk meprediksi  permintaan terhadap mobil perusahaan. Tingkat suku bunga rendah mungkin akan menciptakan permintaan yang lebih tinggi, karen alebih banyak konsumen akan bersedia membeli mobil baru. Misalnya, perusahaan percaya bahwa setiap 1% turunnya suku bunga permintaan mobilnya akan naik 3%, jadi ini akan mengantisipasi 6% naiknya volume penjualan dalam satu tahu.[8]























BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Keberhasilan suatu perusahaan sebagian tergantung pada lingkungannya. Walaupun manajer suatu perusahaan tidak dapat mengendalikan lingkungan, mereka dapat cenderung membuat keputusan bisnis yang menguntungkan dari lingkungan atau yang menawarkan proteksi ntuk menolak kondisi sebaliknya. Untuk melaksanakan ini mereka perlu mengerti bagaimana lingkungan bisnis mempengaruhi perusahaan. Perusahaan mudah terpengaruh tiga bagian yang berbeda dari lingkungan bisnis. 1) kondisi ekonomi, 2) kondisi industri, dan 3) kondisi global. Bab 4 mengganmbarkan bagaimana kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Bab ini juga menjelaskan bagaimana kebijakan pemerintah mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung degan mempegaruhi kondisi ekonomi.
Kondisi ekonomi memberikan refleksi tingkat produksi dan konsumsi negara tertentu, area atau industri. Kondisi ekonomi makro memberikan refleksi keseluruhan ekonomi Amerika. Kondisi ekonomi mikro lebih difokuskan pada bisnis atau industri yang menjadi perhatian.
Kondisi ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan atau pengeluaran suatu bisnis, jadi dapat mempegaruhi nilai bisnis itu. Menggambarkan bagaimana kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kinerja dan nilai suatu bisnis,

B.     Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan yang sudah barang tentu banyak kekeliruan baik dari segi materi,sistematika penulisan maupun dalam hal  penyampaian kami. Kami sadar bahwa kami adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan. Maka kami mohon akan kritik dan saran anda semua serta masukan-masukan yang bersifat membangun demi masa depannya. Semoga makalah yang kami berikan ini bermanfaat bagi pemakalah sendiri dan untuk pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Basri, Bisnis Pengantar, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2005.

Muhammad Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, kudus, P3M STAIN, 2010.

Jeff Madura, Pengatar Bisnis Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2001.




[1] Basri, Bisnis Pengantar, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2005, hlm. 33-37
[2] Muhammad Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, kudus, P3M STAIN, 2010, hlm. 81
[3] Jeff Madura, Pengatar Bisnis Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 113-115
[4] Ibid, hlm. 115-117
[5] Ibid, hlm. 117-118
[6] Ibid, hlm. 126-127
[7] Ibid, hlm. 127-130
[8] Ibid, hlm. 131-134

No comments:

Post a Comment